Wednesday, October 16, 2013

Artikel Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Mental Generasi Muda Indonesia

Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Mental Generasi Muda Indonesia

Globalisasi memiliki arti yang luas, namun globalisasi dalam arti sederhana adalah kata yang tersusun dari kata global yang mendapat imbuhan sasi, global yang berarti secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar, bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh dunia dan sasi yang berarti proses. Sehingga secara sederhana Globalisasi dapat diartikan sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011).
Adanya globalisasi akan berpengaruh pada suatu bangsa dan negara, masyarakat bahkan individu dalam masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai bidang, antara lain : bidang ekonomi, politik, bidang sosial budaya, bidang pertahanan dan keamanan, bidang agama, bidang pendidikan, dan sebagainya. Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan-hubungan bidang di atas yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Dengan demikian, globalisasi hampir melingkupi semua hal yang berkaitan dengan ekonomi, politik, kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, transportasi, dan lain-lain.
Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005, globalisasi ditandai oleh ambivalensi yaitu berada pada kebingungan, tampak sebagai “berkah” di satu sisi tetapi sekaligus menjadi “kutukan” di sisi lain. Tampak sebagai “kegembiraan” pada satu pihak tetapi sekaligus menjadi “kepedihan” di pihak lainnya.
Arus globalisasi yang begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda membawa pengaruh yang cukup kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian, banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas - jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Singkat kata, orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Selain itu, dari bidang teknologi berkembang internet yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apalagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau jadi apa generasi muda bangsa kita? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Dan hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak dari pada pengaruh positifnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai - nilai nasionalisme antara lain, yaitu :
Ø  Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
Ø  Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.
Ø  Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
Ø  Menumbuh kembangkan cara berpikir kritis. Karena hal tersebut menjadikan kita lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa
Ø  Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut, diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. Selain itu, kita bisa melihat dan mempertanyakan segala sesuatu yang secara logis tidak benar, sehingga kita tidak dapat diindoktrinasi untuk menganut suatu pandangan tertentu saja, sebaliknya kita dapat berpartisipasi untuk bersama menentukan cara mengatur dan mengelola sesuatu dengan segala resikonya.

No comments:

Post a Comment