Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Mental Generasi Muda
Indonesia
Globalisasi memiliki arti yang luas, namun globalisasi dalam arti sederhana
adalah kata yang tersusun dari kata global yang mendapat imbuhan sasi, global
yang berarti secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar,
bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh dunia dan sasi yang berarti proses.
Sehingga secara sederhana Globalisasi dapat diartikan sebagai proses masuknya
ke ruang lingkup dunia (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011).
Adanya globalisasi akan berpengaruh pada suatu bangsa dan negara,
masyarakat bahkan individu dalam masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan
globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai bidang, antara lain : bidang
ekonomi, politik, bidang sosial budaya, bidang pertahanan dan keamanan, bidang
agama, bidang pendidikan, dan sebagainya. Globalisasi bisa dianggap sebagai
penyebaran dan intensifikasi dari hubungan-hubungan bidang di atas yang
menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Dengan demikian, globalisasi
hampir melingkupi semua hal yang berkaitan dengan ekonomi, politik, kemajuan
teknologi, informasi, komunikasi, transportasi, dan lain-lain.
Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005, globalisasi
ditandai oleh ambivalensi yaitu berada pada kebingungan, tampak sebagai “berkah”
di satu sisi tetapi sekaligus menjadi “kutukan” di sisi lain. Tampak sebagai
“kegembiraan” pada satu pihak tetapi sekaligus menjadi “kepedihan” di pihak
lainnya.
Arus globalisasi yang begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat
terutama di kalangan muda membawa pengaruh yang cukup kuat. Pengaruh
globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian
diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang
muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian, banyak
remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya
Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian
tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas -
jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka
dicat beraneka warna. Singkat kata, orang lebih suka jika menjadi orang lain
dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan
budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian
bangsa.
Selain itu, dari bidang teknologi berkembang internet yang
memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apalagi
bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika
digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi
jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan
mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Bukan hanya internet saja, ada
lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan
handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak
kenal sopan santun dan cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap
lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga
mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda
yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan
masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau jadi apa generasi
muda bangsa kita? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis
antara golongan muda. Dan hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang
karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli
terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi
lebih banyak dari pada pengaruh positifnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah
untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi
terhadap nilai - nilai nasionalisme antara lain, yaitu :
Ø Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
Ø Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.
Ø Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
Ø Menumbuh kembangkan cara berpikir kritis. Karena hal tersebut menjadikan
kita lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa
Ø Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam
arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut, diharapkan mampu
menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap
bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. Selain itu,
kita bisa melihat dan mempertanyakan segala sesuatu yang secara logis tidak
benar, sehingga kita tidak dapat diindoktrinasi untuk menganut suatu pandangan
tertentu saja, sebaliknya kita dapat berpartisipasi untuk bersama menentukan
cara mengatur dan mengelola sesuatu dengan segala resikonya.
No comments:
Post a Comment